Pengalaman Mahasiswa Akhir : Suka Duka Skripsweet


Setelah saya punya waktu luang karena everything has been done now, akhirnya saya balik nulis lagi :) Dan tulisan ini saya dedikasikan khusus buat saya sendiri, temen-temen perjuangan saya, temen-temen pejuang di luaran sana yang meski kita nggak saling kenal, i know how you feel vroh :( ... dan juga Untuk adik-adik yang sekarang sudah memasuki tahapan skripsi.

Buat kalian mahasiswa akhir, pasti akrab, familier, dan antipati banget sama yang namanya TA, Skripsi, Disertasi, Tesis, dan lain sebagainya. Relax… don’t be panic. Semua akan teratasi dan akan selesai pada waktunya, insyaallah kalau dikerjakan lo.

Skripsi dan segala macem spesiesnya itu kuncinya ya Cuma 3D, yaitu Disabarin, Dikerjain, dan Ditelatenin. Kalau 3 itu dipegang, dijamin yang otaknya selelet apapun pasti bakal bisa. Tapi nggak terhitung faktor penghambat yang disengaja lo ya, misalnya nih karena emang udah kerja dan nggak memfokuskan diri skripsi, atau memang karena udah ngumpulin niat buat wisuda tahun selanjutnya hahaha. Kalau itu masalahnya sih… nggak selesai pun juga nggak masalah.

Berhubung saya sudah melewati tahapan itu, jadi saya mau share sedikit pengalaman alias suka duka menjalani skripsweet. Kenapa saya sebut skripsweet? karena kalau saya sebut skripsh*t, agak kurang pantes lah mengingat ternyata pada akhirnya saya menikmati juga prosesnya. Kalau dibilang banyak dukanya, iya memang. Skripsi banyak nelangsanya daripada bahagia. Lebih menguras pikiran, hati, dan tenaga. Yang pacaran bisa putus, yang gemuk bisa kurus, tapi gaesss... prosesnya bener-bener nggak terlupakan. worth it lah buat dilalui.



Tahapan skripsi itu kalau di fakultas saya ya ngajuin tema, judul, proposal, bab 4 5, dan udah… ujian. Kelar. Beres. Nggak ada sempro-semproan. Kedengarannya enteng. Tapi jangan salah, prosesnya subhanalloh… hanya orang-orang yang tabah yang mampu bertahan hiahahah. Nyari tema aja bisa sebulanan, belum lagi penolakan judul berkali-kali, yang kurang inilah, itulah, juga saat ngolah kata buat proposal, cari referensi buat isian bab, harus teliti ngolah data buat bab 4+5, banyak lah prosesnya. 

Kalau untuk prepare tips & trick nya sih, apa ya?
ini salah satu tips & trick jitunya
Paling ya ati-ati di judul. Itu sangat menentukan. Ibaratnya kayak pondasi rumah. judul mungkin bisa diubah lagi di beberapa dosbing, tapi kebanyakan dosbing nggak bisa dan nggak mau ngerubah judul. Kalau dikemudian hari ada kesulitan dan stuck, ya kita yang harus survive gimana benerinnya, bukan mentang-mentang ubah judul dan done! Skripsi nggak semudah itu cuy. Jadi ati-ati kalau buat judul. Yang penting ini nih -> sadar diri sama kemampuan otak gaes (>.<) 

Jadi, kalau emang ngerasa nggak mampu, nggak usah muluk-muluk kalo bikin judul. Emang mau skripsinya hits tapi lulusnya beberapa tahun kemudian?
So… Misalnya nih, buat konsentrasi keuangan sama kayak saya, kalau nggak kelar, cukup buat judul yang mudah, yang nggak pake spss, cukup pake rumus analisa 4 rasio yang bisa diitung pake kalkulator doang.
Misalnya… “analisis 4 rasio keuangan di PT blablabla”, atau “analisisis kesehatan di Koperasi antah berantah” gituuu… 

Kalau agak bisa soal spss, boleh deh pake regresi berganda 3 variabel, 4 variabel. Toh, meski awalnya zonk pun, nantinya bisa sendiri kok. Saya nih, yang sempet pesimis karena nggak ngerti sama sekali bedanya autokorelasi, normalitas dsb (waktu ituuu), sekarang begitu skripsi selesai ya udah ngeh sendirilah… kan yang tiap hari diubek-ubek ya itu. dibaca, sampek cari referensi bukunya ghozali ke temen saya hahaha. Jadi kalaupun kalian nggak paham, tenang aja nantinya juga paham.

Cuma yaaa penting itulah, mau belajar. Mau baca, tanya-tanya. Bahkan saking paniknya, saya nggak Cuma konsul statistiknya skripsi saya ke dosbing, tapi juga kontak dosen-dosen statistic di fakultas, dan kebetulan yang saya kontak ada 2 dosen. Makasih ya Pak Adi dan Pak Slamet. Khususnya buat Pak Slamet yang sudah ngasih saya ujian skripsi online dadakan malem-malem, dari magrib sampai jam 8 lebih, yang ditutup dengan kalimat menyerah dari saya wkwkwkwkk, dan Alhamdulillah diberi pujian tentang ‘sudah sinkron Cuma perlu alasan buat pengambilan tahunnya”.

Sebenernya judul bagus pun nggak bakal disebutin pas kita wisuda (-_-). Ngertinya kan lulus. Jadi nggak usah muluk-muluk. Paling banter skripsi nilai A itu Cuma bisa nambah 0 koma sekian di IPK. Jadi mending kalian pake judul yang sederhana, paham alurnya, ngerti harus gimana, dan bisa nguasai sewaktu sidang… daripada sok-sok gaya pake judul yang high class, tapi nggak tau arahnya kemana, dan nggak paham apa istilah-istilahnya (-_-). Misalnya nih kalau di keuangan ada istilah stock split, atau balanced score card, return saham, dan semua istilah alien yang mungkin nggak bisa dipahami secara kilat. Jadi saran saya kalau itu nggak ngerti, mending nggak usaaaah.
 
harusnya isinya tuh giniiii ^^
Selain judul, yang paling harus diwaspadai itu bagian analisis datanya. Pertimbangkan sebaik mungkin kalian mau analisis model apa, mungkin regresi berganda, path, uji beda, atau yang sekedar itungan manual nggak pake spss. Kebanyakan nih, judul lancar, bab 1-2 lancar, tapi yang jadi masalah di bab 3 ke atas. bab 3 kan isinya metode penelitiannya, lah kalau metodenya mau gimana aja belum paham, gimana bisa selesai? Yang ada dicincang abis-abisan sama dosen. Dan itu saya alamiiiiii (T.T)


Saya kan emang nggak paham spss, tapi karena banyak temen-temen yang pake spss, saya ikut-ikutan. Padahal lo Cuma regresi linier berganda pake 3 variabel, tapi Ya Allahhhhhh pusingnya. Saya masih inget gimana Pak Ji sampek habis sabarnya karena saya dipancing-pancing jawabannya pun nggak dong itu apa ahahahh. So, pikirin dulu mau pake metode analisis apa dan alatnya apa. kebanyakan kan memang spss ya.

Abis itu, masih pusing lagi gaessss pas ngolah datanya. Temen saya sampek bilang gini,

“siapa sih orang yang nyiptain spss? Kuker banget hidupnya"
spss adalah saksi bisu betapa keras perjuangan saya ngolah data disana
Terlebih bagi yang ngusulin skripsi. Gimana nggak stress kalau pas pake regresi ganda, data diuji asumsi klasik malah nggak normal, autokorelasi dan virus jenis-jenisnya itu. ini gimana ngebenerinnyaaaa, kita kan nggak faham. Mau dibawa ke pengolahan spss kok eman banget. La disitu mereka ngolahnya pake rumus-rumus yang faktanya Cuma cocok diterapin di S2, bukannya dijelasin mahasiswa skripsi S1. Ingat, Dosen itu pinter, pengalaman, dan paham mahasiswanya. Mereka nggak bakal ketipu cuyyyy.

Tambah stress lagi kalau data udah aman, tapi hasil regresi ada yang nggak berpengaruh. Ya sebenernya sah-sah aja sih kalau nggak ada pengaruhnya, namanya juga kan meneliti. Jadi hasil tetep bisa clash sama teori. Tapi kan kalau dinalar nggak mungkin. Naaaah cari faktor x nya itu yang agak susah. Cari alasan di jurnal atau skripsi yang bisa ngedukung hasil kita itu lo juga butuh perjuangan, nggak bisa asal comot gitu aja. harus sesuai semuanya, mulai dari data, metode, dan lingkupnya juga.

Makanya gaes, kalau setelah nimbang-nimbang dan ngerasa tetep nggak bakal bisa regresi, mending ambil yang penelitian kualitatif. Kayak SWOT kalau pemasaran, atau matriks apa gitu di operasional, bisa juga SKB kalau di keuangan. Tapi emang sih ada beberapa dosen yang memandangnya itu ibarat tugas kuliah, bukan sesuatu yang pas untuk judul skripsi mahasiswa sarjana. Tapi tenang, kalau dosbing udah acc, dan malah judulnya itu yang nyaranin si dosennya sendiri, yaudah… who care??? Yang penting kan dosbing kita. Masalah mau dibantai pas sidang, itu dipikir belakangan hahaha (yang penting tinggal sidang doang).

Makanya hal yang paling crusial menentukan hidup kamu dalam skripsi, entah 1 semester ke depan, 2 semester, atau bahkan… jadi mahasiswa abadi yang nggak lulus-lulus hahaha, yaitu pembagian dosbing. Cuy, dosbing itu penting. Kalau ada yang ngomong siapapun dosbingnya, skripsi tetep lancar, itu bullshit gaes. 1 : 1000 orang yang bisa kayak gitu. Dosbing sangat menentukan lo. Mungkin di dosbing A pekerjaan kita diterima, udah dipandang baik, tapi di dosbing B bisa ditolak mentah-mentah, dianggep ancur, nggak pantes buat imej dia. kaaaan?
 
saya banget ini gengsss :'(
Contoh nih, dosbing saya sendiri yang bilang gitu. Kalau sampai skripsi saya ancur, dia yang malu. “bisa-bisa kredibilitas saya terancam dan imej turun, makanya…”, Kita juga win-win solution lah istilahnya. Meski kita kasarannya bayar biaya bimbingan, tapi kita juga menyandang nama dosen itu, jadi wajar kalau skripsi kita jelek, mereka yang mencak-mencak.

Dan selain itu, karena emang kita butuh bimbingan ciamik dari mereka, alias bakalan bolak-balik sms nelpon wa bahkan konsul bisa tiap hari kalo sedang fit-fitnya, faktor “kesabaran” dosbing juga perlu diperhitungkan lo. Ada dosen yang minta minimal seminggu sekali konsul, bisa atau enggak tetep konsul, ada dosen yang pengennya konsul selanjutnya itu kita udah bisa, ada lagi nih… yang paling ekstrim, yang untungnya nggak saya alami, hahaha… sewaktu konsul kemarin dia udah setuju, eh saat hari ini konsul, dia rombak abis-abisan. Ini dialami dua temen saya hahaha.

Contoh lain juga… Banyak anak yang biasa saja, maksudnya IP biasa, pinter juga enggak, judul juga biasa aja, tapi alhamdulillahnya dapat dosbing sabar dan gampang acc, barakallah ga, semacam syafaatnya nabi Muhammad yang dinanti nanti pas hari kiamat. Sekarat itu sewaktu kalian ketemu dengan dosen yang jenius sekali.
nggak ada angin nggak ada hujan, sewaktu bimbingan, saya dkk diikutkan sempro akuntansi sama bapak dosen
Dan ini dialamin temen saya, sebut saja piteng, alhamdulillahnya dapet dosbing yang seorang expert di bidangnya, mantan kaprodi bertahun-tahun cuy, kejeniusannya ga tertandingi, nalarnya sering diluar logika alias udah ga terjangkau otak-otak kita yang masih belum terupgrade ini, ibaratnya otak bapak itu udah Pentium core i7 dan kita masih Pentium 2 =))
Hasilnya… bukannya skripsi cepet dikelarin, tapi piteng malah diajuin ikut lomba jurnal apalah gitu, yang seminarnya dari lokal sampai nasional, yang katanya mau dibawa sampek ke Solo. May be disana nanti dia nggak seminar, tapi malah berobat saking kemengnya ngadepin ini bapak. But i trust you, Eon. Aku percaya kamu bisa dan mampu. Fighting!!

Yang paling diwaspadai juga, hati-hati kalau dosbing 1 dan 2 clash. Maksudnya, di dosbing 2 udah gini gini, eh begitu di dosbing 1 langsung dibubrahin karena menurutnya ga pas. Kalau udah gitu, turutin aja. revisi ya revisi. Ganti ya ganti. nggak usah ngeyel daripada kalian di depak. Bukannya mau nggak menghargai dosbing 2, tapi disini yang kuasanya paling gede emang dosbing 1. Jadi percuma kalian nuruti dosbing 2 kalau di dosbing 1 udah ga diakui. Mending kalian nuruti dosbing 1 dan ngasih pengertian ke dosbing 2. Everything will be okay pokoknya. Tenang aja.


Tapi dari semua perbedaan itu, ada satu kesamaan diantara para manusia setengah dewa itu. mereka nggak mau disuruh nunggu, maunya ya yang ditunggu. Jadi jangan harap kalian udah janjian dan dateng 10 menit setelahnya. Sesabar apapun dosen itu, pasti bakal langsung buat hari kalian bad all day. Lebih baik, dateng 1 jam sebelumnya hihihi. Sekalian nata mental. Nggak tau kan hawanya orang mau konsul? Hawanya itu macem kita jalan ke tiang gantungan. Adem-panas gimana gitu, dada berdebar, mulut kering, mual, dan semua hal lainnya yang menurut saya panicked attack ini dialami hampir tiap mahasiswa, sepintar apapun anaknya. Bahkan, si winda, yang ibarat kata nilainya selalu A, yang kalau disuruh presentasi nggak ada paniknya, tangannya bisa dingin cuyyyy waktu konsul ke dosbing 2. Sangarrrrr kan Pak Dosen kita. Masalahnya bapaknya ini orangnya adem, kalem, tapi sekalinya ngomong bisa bikin kita nggak berkata-kata. Dan kalau boleh jujur, bapak ini juga yang bikin saya berbulan-bulan nunda nyetorin judul karena udah ditolak berkali-kali. Dia bikin saya patah arang:(

Biasanya kalau konsul ke bapak ini, kita rombongan hahaha. Biar bisa saling menguatkan. Yang jadi korban pasti yang masuk pertama. Kalau begitu keluar dia bilang mood bapak dosen lagi jelek, kita semua pilih mundur wkwkwkwk. Lebih baik mengalah daripada kalah telak. Ditolak mentah-mentah itu lebih sakit daripada harus nerima revisian. Tapiii kalau moodnya baik, nunggu sampek jam kantor kampus tutup pun kita jabanin.
Luuuurrrr, pasukan uber Pak Edi endi ki? eleng pora kursi iki? ahahaha
Pernah juga, kita ditinggal ke luar negeri sebulan sama ni bapak. Tiap ketemu temen sesama bimbingannya, yang ditanyain Cuma “wes balik rung?” gitu hahaha. Padahal lo yang mau dikonsulin juga belum jelas kebenarannya. Sok-sokan aja digantungin dosen, padahal kalau disuruh konsul saat itupun, belum tentu kita kelar jawabnya…. maafkeun kita, Pak #mahasiswa

Yang paling lucu itu bimbingannya bu kaprodi.
Maklum ya, udah jadi rahasia umum kalau bu ini hampir sama menakutkannya dengan pak itu. masalah mood. Jadi tetep, korbannya tetep yang maju pertama hahaha. Nah, temen saya nih, si piteng, dia udah nunggu dari jam pagi sampek jam siang karena ada rapat, nah begitu udah jam istirahat selesai, temen saya dengan pedenya maju dong. 
“bu, saya mau konsul”
“mbak, sesok e ya… aku kesel”
Dan tanpa banyak kata, temen saya balik badan, masih sempet update status dengan tulisan “iya buuu, aku mah apaaa…" (Kelar ngakak ^^)
dokumentasi dari mbak rima ^^
Yang paling unik wahai adik-adik tersayang, Bu kaprodi ini menciptakan trend “cantolan”. Pasalnya, kalau mau konsul, tiap mahasiswanya harus ngasih draft yang dicantelin di gagang pintu rumahnya biar bisa beliau koreksi full malemnya. Bagus juga idenya buuu...

Kalau dosen lain… gini gini…
Pernah nih, ada lagi, temen saya, sulis, telepon dosennya minta konsul, nah dosennya ini masih jemput anaknya dan disuruh nunggu kan, eh entah temen saya ini lupa kemana, dan begitu datang siangnya, dia telat kan, dosennya itu langsung ngomong “siapa tadi yang telepon? Udah disuruh nunggu malah saya yang nunggu”. Fix… temen saya langsung mak klekep.

Saya sendiri pernah ngalamin.
kantornya Pak Ji
Saya dan Hesti kan baru sekali doang konsul ke Pak Ji. Kita nggak ngerti yang dimaksud jam biasanya Pak Ji itu jam berapa. Dengan pedenya, mikir beliau masih ngajar, kita jalan santai saja. Klinih… klinih… dateng jam 11 an. Keadaan belum ngeprint juga. Dan tau apa yang menyambut kita? Pak Ji pas mau keluar dari ruangannya di kantor PMB, udah nenteng tas, ketawa-tawa pamitan balik sama orang-orang disana. Otomatis liat itu kita langsung lariiii dari parkiran hahaha. Sambil teriak “Pak Jiiiii” gitu pula.

Pak Ji yang kita teriakin itu langsung berubah air mukanya. Dia malangkrik ke kita. Ngomong, eh teriak sih lebih tepatnya, “hiiiih kalian ini, kenapa Pak Ji malah yang nunggu?!!!” (buat yang kenal Pak Ji, pasti kalian baca ini pake intonasi yang Pak Ji banget itu wkwkwkwkk, sama geget-gegetnya juga wkwkwkkk, maafkeun Pak).
Lebih buruknya, saya ngomong “Paaaak, ngeprint dulu yaaa”. Udah bisa ditebak gimana reaksinya. 
Pak Ji menghela nafas, gaeeeeesssss. Seorang dosen kawakan di kampus gue, dengan segenap predikat ke-killer-an-nya, menghela nafas nahan sabar buat kita berdua. Tamat, batinku.
Untungnyaaaa, Pak Ji malah nyuruh kita cepet-cepet dan nunggu dia disana. “mau keluar bentar”, gitu katanya.

Sumpah ya, detik itu juga, saya baru nyadar kalau Pak Ji itu baiiiiik. Bener-bener care. Iya memang caranya ngomong itu macem kenalpot yang sedang di tes kegarangannya, tapi ternyata beliau lemah lembut lo dibaliknya. Kalau konsul gitu, kan kita dateng dengan gugup nih, salaman, dan beliaunya Cuma diam. Sok dingin gitu. Trus pas review, mulai deh garuk-garuk kepala, nah… itu alamat revisian lagi. apalagi kalau disertai hmmmm, hufffff, atau minimal dengusan lah, pasti alamat skripsi revisi parah. Noh, buat kalian yang anak didiknya Pak Ji, apalin itu tanda-tandanya. Siap-siap nerima semua omongannya. Harap juga hatinya dipasangin tameng dulu. Jadi, setiap omongannya bisa mantul, nggak masuk ke ati hahaha. Kalau kalian masukin, bisa-bisa kalian langsung stop konsul saat itu juga. Dengernya aja udah bikin down.

Apalagi kalau konsulnya sendirian, dateng ke rumahnya tepat abis isya, nunggu beliau bukain pintu, atau kita datengnya itu on time banget biasanya malah masih nunggu beliau pulang dari masjid dulu, udah gitu bimbingan. Suasananyaaaa... nggak bisa dijelaskan pake kata-kata. Di kampus yang banyak temennya aja sangar, apalagi ngadepin sendirian gengsss?
Tempat wajib yang saya kunjungi bahkan pas malem minggu sekalipun
Tapi tenang aja gaes… sama seperti yang saya sebut tadi, biasanya abis marah-marah gitu, nyalahin ini-itu, biasanya… pas kita pamit pulang, Pak Ji langsung nyemangatin. Iyaaa beneran. Biasanya itu gini:
Mahasiswa : “Yaudah Pak Ji, sementara begitu dulu. Terima kasih waktunya”
Pak Ji : “iyaa, dikerjakan ya. jangan patah semangat. yang rajin ngerjainnya. Hati-hati di jalan ya” dan semua perkataan bapak ke anaknya.

Sumpah gaes, waktu pertama saya dibentak, dikatain oon (me? Yeahhh), dan saya down mutusin bakal vacuum sebulanan lah, pas balik saya diginiin. Dianter sampe depan gerbang rumahnya pula. Ya Allahhhh… Di jalan saya nangis wkwkwkwk. Saya nggak nyangka aja segitu caringnya. Abis itu, ya saya langsung setrong. Saya udah tebal hati sama telinga pas konsul selanjutnya. Semuanya Cuma saya iyain aja. dan hasilnya… love you Pak, saya lulus tepat waktu. Mevet pula… agustus udah terakhir, nah bulan juli akhir saya baru sidang.

Saya mau khusus ucapin terima kasih buat Pak Ji dan Pak Edi disini. Tanpa mereka, I am nothing pokoknya. Baik banget sumpah. Udah rela ngeluangin waktunya saya gempur konsul hampir 3 hari sekali (ini pas saya lagi ngebut-ngebutnya, waktu udah mepet tinggal 3 bulan dan saya belum apa-apa), dan udah ikhlas jawab semua detail pertanyaan saya.
Bahkan, saya masih inget nih, gimana Pak Edi bilang “kamu itu harus jujur sebenernya yang kamu maksud disini itu apa. biar saya bisa bantu. Jangan Cuma biar acc saja”.
Naaah mulai itu tuh, kalau kebanyakan mahasiswa lebih pilih kesalahannya nggak dinotice dan dapet acc, tapi saya malah tunjukin bagian mana yang saya nggak ngerti, saya gambling, bahkan yang bisa bikin saya dibuat pusing saat itu karena ‘dimakan’ dosbing.
kalau nggak ada Pak Ji dan Pak Edi, saya nggak bakal bisa nyentuh toga ini Pakkkkk T.T
Saya nyesel dulu waktu pertama kali denger saya dapet 2 dosen itu, saya mencak-mencak ehehhe. Sedih iya, marah iya. Kenapaaa, dari semua orang, saya yang nggak pernah diajar Pak Ji, malah dapet beliau. Saya takut lah. tiap kali ada dosen atau senior yang tanya, dapet siapa, dan saya jawab Pak Ji, semuanya kompak langsung senyum prihatin. Katanya “sabar ya”, “cukup tau”, dan “selamat selamat” gitu. Saya down. Satu semester saya buang sia-sia.
Pak Sri yang paling apal protes saya gimana… begitu saya udah selesai, Pak Sri nya bilang, “piye? Wes sampe? Andene ngono kae bingung ae”. maafkeun Pak… hehehe

Saya sempet searching kerja. Sayang nggak dapet. Dan you know lah kerjaan lulusan SMA itu kayak gimana. Lebih ke okol daripada akal. Akhirnya, saya baru bangkit lagi pas bapak saya tanya, “wisudanya oktober kan?”
Jediaaaarrr, langsung saya gas ngerjain marathon dari latar belakang proposal sampek masuk bab 5. saya kerjain tiap hari, sampek begadang-begadang gitu, bangun pagi juga langsung buka laptop ngerjain skripsi, searching-searching kasus CSR yang jadi fokus saya, dan drama juga saya stop nggak buka file D sama sekali (tersiksaaaaa -_- ).

Tapi hasilnya… wahaha jangan tanya. Sebulan itu proposal saya kelar kalau nggak salah. Lalu acc Dosbing 2 bab 4 5 kira-kira seminggu-duamingguan, abis itu… revisian berkali-kali di Pak Ji sampek beliau membubuhkan “siap untuk diujikan”. Ya Allahhhh rasanya… semua beban itu sirna, meski saya sempet galau juga buat maju sidang hahaha.
Siap diujikan ^^

Udah, segitu dulunya tulisan tentang skripsi. Kalau saya terusin sampek tips & trick sidang, bisa kepanjangan. Saya buatin tulisan lagi deh setelah ini. khusus buat sidang. Kalau untuk skripsi yang paling penting ya Cuma judul, dosen, dan usaha kalian. Udah itu aja. oh iya, sama satu lagi, rajin-rajin searching dan baca, buat nambah perbendaharaan kosa kata, jadi nggak kagok nyusun katanya.

Salam perjuangan,


Dari yang pernah berjuang ^^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Tes Kerja di VADS Jogjakarta

Pengalaman Tes Kerja : Rekrutmen Karyawan PLN Tahap 1 (Administrasi) Sampai Tahap 4 (Psikotest)

Pengalaman Test Wawancara Kerja di Bank BTN Kediri