Pengalaman Tes Kerja : Rekrutmen Karyawan Kontrak IAIN Ponorogo

Nanda, saya, Rima

Setelah selesai posting tentang pengalaman menjalani rekrutmen kerja level nasional di PLN (ceilaaaahhhhh bahasa aing wkwkwk), sekarang ganti share pengalaman kerja di level lokal alias di Ponorogo aja. Kali ini, saya mau share rekrutmen di STAIN / IAIN Ponorogo sekitar Februari tahun 2018. Saya memang lupa persisnya tanggal karena ini udah lama dan baru bisa nulis sekarang, tapi untuk masa-masa ujiannya bener-bener nggak bisa dilupakan. Sekali lagi, perjuangan saya mencari kerja harus terhenti ketika sudah hampir lebih dari dua pertiga jalan sudah saya lalui. Nyesek? Sudah pasti. Tapi kan ini perjalanan hidup. Lalu, seperti apa pengalaman saya ini? Yuk, disimak.

info lokernya (hanya sebagian)


TES TAHAP 1.

Pertama, saya dapet info loker ini dari sesama teman. Tahap pendaftarannya standar pada umumnya, macem kirim berkas langsung ke IAIN, seleksi administrasi, pengumuman tes tulis, dan seterusnya. Alhamdulillah, untuk seleksi administrasinya saya lolos dan berhasil ikut tes tulis. Untung IAIN deket rumah, jadi ga begitu kerasa lah effort dateng ke tempat tes padahal belum tentu masuk hehe. Dan sudah bisa didugong alias diduga, buanyakkkkk banget temen-temen kuliah seangkatan yang lolos seleksi administrasi juga. Ada Nanda, Rima, bahkan temen-temen dari luar kampus saya juga ketemu di waktu tes itu (misalnya si natika).

Suasana nunggu tes...

Untuk tesnya juga sudah bisa di prediksi wkwk. Namanya juga melamar menjadi calon karyawan (kontrak) di IAIN yang notabene merupakan kampus berbasis agama, sudah pasti soal yang diujikan juga tentang agama hoho. Misal, kutipan hadist, potongan ayat Al-Qur'an, dan berbagai syariat Islam lainnya. Tapi jangan jiper dulu, karena sebagian soalnya lagi adalah matematika dan psikotest. Misal :

Soal : Jika belum waktunya pulang dan teman-temanmu pulang, apa yang kamu lakukan?

Jawab : A. Ikut Pulang, B. Menunggu Waktu Pulang, dst...

Jawaban yang pasti tentu saja "Menunggu Waktu Pulang". Intinya, dijawab yang menurut moral benar. Udah itu aja.

Persiapan ujian with Nanda, motto kita penting "los dol"

Intinya, hari itu kita lalui dengan 'keep smileeeee'

Suasana ruang ujian

Selesai tes, kita keluar ruangan dan mengabadikan beberapa foto bersama. Kenang-kenangan bahwa pernah berjuang bareng hoho. Berhubung rumah saya deket, saya pakai sistem antar-jemput sama saudara saya. Pas saya nunggu jemputan di depan kampus, saya sebelahan dengan seorang cewek yang juga sedang nunggu jemputan ojek. Kita ngobrol sebentar dan tau pembaca apa yang saya temukan? Rupanya, dia berasal dari Ngawi. Yap, sejauh itu... dan ternyata juga, ga cuma dia aja yang dari luar kota. Ada banyak para pelamar dari kota-kota lain. Saya langsung mikir, cihuy juga IAIN pelamarnya dari berbagai kota. Di sisi lain, mikir juga wah ini berarti saya juga ga boleh ngarep lebih karena saingan sejagat hehe.

Pemandangan IAIN dari Watoe Dakon

TES TAHAP 2.

Hari pengumuman pun tiba. Saya deg-deg ser membukanya. Saya pikir saya nggak akan maju ke tes tahap kedua, tapi ternyata saya salah. Saya lolos temen-temeeeeen. Jadi, posisi yang saya incar itu analis kepegawaian atau apa saya lupa. Nah, butuhnya cuma 1 orang. Alhasil, yang maju ke tes kedua itu ada 3 orang atau 3x kebutuhan yang akan diambil. Saingan saya 1 orang cowok dan 1 orang cewek. Jiper? Pasti lah. Tapi bismillah saja.

Ternyata di tes kedua ini adalah tes praktek. Mampus wkwkwk. Kenapa saya bilang mampus? Karena sudah pasti lah ilmu saya masih cetek dibanding saingan. Begitu saya datang, beban mental dan beban perasaan udah menghimpit. Pasalnya, bapak saya sangat mengharap kerjaan ini. Pas beliau saya kasih tau saya lolos ke tes kedua dan hanya tinggal menyingkirkan 2 orang lagi, senangnya bukan main. Harapannya sudah setinggi langit huhuhu. Again, bismillah.

Masuk ke antrian bersama anak-anak yang lolos lainnya, saya auto insekyur. Soalnya saya nggak ada yang dikenal sama sekali. Selain itu, banyak diantara mereka yang juga lulusan IAIN. Saya jadi mikir, salah tempat nggak sih saya masuk sini?

Tes dibagi ke 3 sesi. Tes pertama adalah tes hafalan. Mampus again. Hafalannya sederhana, saya kebagian doa qunut. Detik itu juga, saya malu sama Allah. Bisa-bisanya saya ndak hafal doa qunut? Ini ibarat cambuk buat saya. Saya ini hamba macam apa kok doa qunut yang hanya dilantunkan pas subuh, yang bacanya ga butuh waktu 5 menit, sama sekali tidak ada usaha saya hafalkan? Malu campur menyesal.

Anyway, selain hafalan, saya juga ditanya tentang pengetahuan dunia islam. Saya ditanya pandangan tentang Islam Nusantara. Sebelumnya saya belum pernah dengar dan saya jawab pakai logika saja. Saya pikir ga ada salahnya saya katakan opini saya. Saya jawab sekenanya. Selain itu, ada juga beberapa pertanyaan lain yang saya sudah lupa, tapi intinya semua untuk melihat apa saya ada bakat terpendam jadi teroris atau tidak hehe. Tentu saja, kalau saya ada pikiran radikal, saya pasti udah dicoret tebal dari daftar calon karyawan. Ini yang saya beri applause ke IAIN. Mereka concern sekali untuk mencegah tindakan radikalisme dan wawancara semacam ini saya rasa patut diaplikasikan ke institut dan perusahaan lainnya.

Tes kedua adalah tes praktek kerja. Ada soal tentang membuat surat resmi institut dan juga mengerjakan soal excel. Masing-masing pelamar diberi 1 komputer dan diberi waktu mengerjakan. Cukup mudah sebenarnya tes ini, tapi yang kalian tidak tahu, tes ini sebenarnya untuk mengukur ketelitian dan ketepatan. Saya juga baru sadar sewaktu keluar ruangan. Soal dan jawaban mudah, tapi saya terlena dan saya pikir nggak ada yang salah. Ternyata, saya ingat bahwa ada beberapa rumus excel yang tidak tepat dimasukkan di jawaban. Menyesal dan saya langsung desperate.

Tes ketiga adalah tes wawancara, tapi kali ini pertanyaannya lebih mengarah ke pengetahuan umum. Ada 2 orang penguji dan mereka semua terlihat intelektual sekali. Saya benar-benar mati kutu disini. Selain nggak paham soalnya, saya juga nggak ada gambaran sama sekali dengan jawabannya. Kalau soal semacam pengetahuan umum yang ada di berita sih saya bisa libas. Tapi kalau soal tentang akuntansi, saya angkat tangan. Beberapa yang saya ingat adalah soal tentang cashflow dan berbagai hal lain di dunia akuntansi yang tidak mendalam saya pelajari di manajemen.

Keluar dari IAIN nunggu jemputan, saya bengong. Istilah jawanya tenger-tenger. Saya mikir saya mau bilang apa ke bapak-ibuk di rumah? Tes yang saya lakukan dari jam 7 pagi sampai 5 sore berakhir dengan usaha yang tidak memuaskan dari saya sendiri. Dan sudah bisa dipastikan saat pengumuman kelulusan karyawan beberapa hari setelahnya, saya GAGAL.

Ya, saya adalah salah satu dari 2 orang yang tersingkir di posisi saya.

Sekali lagi, mental saya diuji disini. Dan bukannya lebih ringan, tapi lebih berat. Jika dulu-dulu saya sudah terbiasa ditolak saat wawancara atau baru tes tahap pertama, ini saya ibarat sudah tinggal satu lompatan dan saya harus jatuh karena kesalahan saya sendiri. Tidak hanya itu, saya mendapat 'pukulan' juga di rumah. Bukan secara fisik, tapi secara mental juga. Saya tau bapak saya udah pengen banget saya kerja, udah berharap banget saya diterima di IAIN, udah mikir saya pasti lolos kalau hanya menyingkirkan 2 orang saja, tapi nyatanya itu semua jauh dari angan. Wajar bapak saya kecewa.

Saya sendiri juga down.

Saya nangis di dalam kamar.

Saya kecewa sama diri saya sendiri.

Nangis semalaman.... lalu esok hari saya perbaiki diri. Saya buang semua ingatan tentang ucapan bapak dan saya tidak ambil pusing. Saya kembali ke prinsip saya : selagi saya mencari kerja sendiri, selagi saya masih bisa berusaha sendiri, selagi saya masih mampu mencari lagi, saya masih bisa survive dan saya tidak malu.

Biarlah orang menganggap saya 'beban keluarga', biarlah orang menganggap saya 'anak malas' yang tidak mau kerja, biarlah... yang paling tau adalah saya dan keluarga. Itu yang saya pegang di dalam hati.

Saya percaya Allah melihat usaha saya.

Saya percaya Allah akan memberi yang terbaik jika sudah waktunya.


13 Maret 2021.

Ps : Saking nervousnya, saya ga sempet mengabadikan kenangan di tes kedua :-(


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Tes Kerja di VADS Jogjakarta

Pengalaman Tes Kerja : Rekrutmen Karyawan PLN Tahap 1 (Administrasi) Sampai Tahap 4 (Psikotest)

Pengalaman Test Wawancara Kerja di Bank BTN Kediri