Review Film Negeri Van Oranje

Kalau baca atau denger Negeri Van Oranje… apa sih yang muncul di imajinasi kalian? Apaaaahh??? Charlie van houten?? (-_-) busyeeeettt itu mah nggak usah dibahas ya. Ini yang saya maksud ituuu van oranje alias negerinya para kompeni. Di backgroundnya juga udah jelas gitu kan, ada warnanya orange yang ikonic negeri belanda itu, ada kincir anginnya, ada bunga tulipnya juga, dan emang film ini kebanyakan settingnya di Belanda. Ada sih satu dua di Praha dan Indonesia, Cuma porsinya nggak sebanyak belanda. Di praha Cuma pas awal sama ending, di Indonesia Cuma pas pernikahan. Yaps… nanti pada akhirnya ada 2 dari sahabat-sahabat itu yang nikah. Yang jelas ya cewek sama cowok, tapi pas baru mulai, dengan alur semacam reply 1997, kita bakal dibuat heboh berspekulasi siapa sih the groom nya.

Saya juga dari awal nggak bisa nebak siapa yang bakal sama Lintang, tokoh ceweknya, secara ada 4 tokoh cowok yang menurut saya proporsinya semua hampir sama. Sama-sama okenya, sama-sama gantengnya, sama-sama aktor mahal semua… bingung kan? Ya sedikit pengecualian sih buat Daus hahaha. Secara dia kan yang paling cebol, yang paling buncit perutnya, dan yang paling biasa aja, jadi kita mah nggak ada feeling sama sekali Daus bakal sama Lintang. So, cuma sisa 3.
Jadinya kita berempat main ilmu keling aja. Saya nebak si cewek bakal sama arifin putra atau Chico Jerrico, temen saya si hesti dan ria Lintang belongs to nebak abimana meski faktanya mereka udah jatuh hati sama chico, dan temen saya si novita ini yang paling ngambang. Dia nggak ada pilihan Karena emang hidupnya gitu sodara-sodarahhh, nggak bisa memilih.

Kita nontonnya rame-rame sebagai pengganti matkul yang php, dan selama nonton ini ada buaaaaanyak hal yang menari dan berseliweran di otak saya yang nggak sabar saya jabarin. duhh nggak sabar pengen cepet-cepet nulis, duuhh nggak sabar pengen cepet-cepet share, dan banyak lah pokoknya. Banyak scene yang bakal bikin kita berandai-andai gimana rasanya kuliah di belanda, bikin kita ngiri setengah jeles dengan Lintang yang hidupnya itu enak aja (S2 di Belanda, punya 4 orang arjuna yang selalu jaga dia), juga ada scene yang bisa bikin kita ber-ooooo ria setelah nemu apa jawaban clue yang dibuka di awal, bikin kita ber-aaaaaaaaaaaa ria setelah ada unsur tidak terduga dan efeknya lumayan parah ke seluruh penonton hahhaah, dan terakhir bikin kita yang tebakannya bener langsung mikir “tuhan... Kenapa sih harus kayak gini ceritanya? Nggak bisa ya Lintang sama dia aja? Tobat kek atau gimana..."

Akhirnya kesampaian juga saya tuangkan disini. Biar kalian yang baca tau gimana ngenesnya kita sama kejutannya T.T

Awalnya kan ada 5 tokoh, saya jelasin aja ya biar nggak gagu nantinya.

Yang pertama dan cewek satu-satunya diantara geng AAGABAN yaitu Lintang (Tatjana Saphira). Sesuai namanya yang berarti “star” itu, Lintang ini emang bersinar banget diantara 5 sekawan alias jadi rebutan. Tapi menurut saya sih Lintang ini kurang ekspresif (mukanya lempengggg aja plus ngomongnya itu klemak-klemek, tipikal putri-putri bangsawan lah, atau ini emang saya aja yang jeles? heheheh) dan kurang “cuek”, dia ini kan temenan sama para kaum adam ya, jadi dia ini harus lebih nggak gampang Ge-er kalau dikasih perhatian. Tau sendiri lah cowok itu sukanya mengumbar kasih sayang, makanya dilabeli "penyayang". So... Masa dikasih perhatian dikit langsung suka, langsung galau pilih yang mana. Kayak lagu rita sugiarto dong galau "Aku bingung pilih yang mana...mana... Kanan kanan... Aku bingung pilih yang mana... Kiri kiri..." *lupakan*

yang paling ngganjal itu ya kegundahan dia harus milih yang mana. helawwwww… dari semua rumus yang ada di dunia ini, hukum apa dan teori apa yang mengharuskan dia milih 1 diantara 4 sahabat terbaiknya sementara nggak ada 1 pun dari mereka yang nyatain cinta secara terbuka? Aneh kan… Tapi kalau saya jadi Lintang sih pasti juga bakal nggak kuat iman. Laaah gimana mau kuat kalau dikelilingi 4 pria paling oke dan… taulah, saya Cuma bisa menghela nafas sepanjang film. Saya dibuat ngiler dengan berbagai macam perhatian dan sikap yang dikasih para AAGABAN buat Lintang. Kurang apa coba 4 sahabat cowoknya ini hingga harus dipilih 1? mereka ini bisa jadi teman dan abang buat Lintang di saat yang bersamaan. Mereka bisa diajak jalan-jalan kemanapun, seru-seruan seharian, nemenin Lintang di saat-saat kelulusannya di Leiden sampai Daus menitikkan airmata haru mirip kayak mak-mak yang ngeliat anaknya pake toga, dan di saat yang sama bisa gontok-gontokkan satu sama lain Cuma gara-gara Lintang lepas dari pengawasan dan nggak sadar minum es teh memabukkan (btw, ada gitu es teh memabukkan?). Saya masih inget gimana ekspresi Banjar, Wicak, dan Daus pas Lintang gabung di meja makan pagi harinya. Kalau gery lebih nanggepinnya pake senyum dan kalimat “selamat pagi, Princess. Sarapan yuk”, yang lain lebih pilih hening-sehening-heningnya.
Baru setelah lintang minta maaf, mereka bertiga kompak nyelesaiin kalimat satu sama lain, “lu nggak tau aja gimana lu semalem…”
“parah…”
“gilaaaa”
“parah banget”
“parah parah banget gila”
 “parah parah parah banget gila”

Dan ini dibarengi insiden rebutan gelas susu. Hahahha edan kan? Pokoknya unsur komedinya itu kalau nggak disaksikan secara langsung nggak bakal tau gimana kocaknya. Soalnya komedinya nggak dari kata-kata aja, tapi dari kelakuan dan mimik muka juga.

Tokoh yang kedua namanya Wicak (Abimana). Sesuai namanya, wicak ini bener-bener wicak alias wise alias bijaksanah. Secara appeareance, saya sukaaaa dengan wicak, karena emang saya suka abimana heheh. Ceritanya dia ini aktivis lingkungan hidup dan seperti yang dia omongin ke Lintang pas ditanya kenapa jago masak, “gue ini hidupnya keluar masuk hutan, Lintang. Kalau gue nggak bisa masak, trus gue makan apa? Itu Cuma cara buat bertahan hidup”
saya ngakak dalam hati. Emang dia pikir dia tarzan suka keluar-masuk hutan? Yahhh it’s okay lahhhh daripada keluar-masuk bui. By the way, wicak ini orangnya pendiaaammmmmm dan sekalinya Ngomong itu lo irit banget. Ngomongnya juga aras-arasen, tapi tapi tapi anehnya saya suka dengernya. Saya suka intonasi wicak pas ngomong ke Lintang. Terkesan sedikit ngemong gitu lah dan keliatan sabarnya. semacam Lintang yang panik jelasin ini-itu dan Wicak Cuma jawab dengan tenang, kalem, dan senyum pengertian, “iyaaa gue ngerti”. Udah gitu doang dan Lintang nggak bisa jawab apa-apa lagi. Wicak ini yang paling banyak kenal dan dikenal orang.

Quote terbaiknya, “gue nggak perlu kenal nama orang buat inget mereka. Mereka pun juga nggak perlu tau nama gue. Yang jelas, gue inget setiap hal yang pernah dilakuin orang ke gue. Itu cara gue ngehargai mereka. Cukup 1 momen, Tang. Cukup satu”

Kalau soal wicak, lupain urusan gaya rambutnya yang aneh, keriting-keriting sebelah pake poni lempar gitu, kebayang nggak sih? Bisa dimaklumi kok. Pas rambutnya dikuncir as formal as he can pas dateng di acara wisuda Lintang, menurut saya style pas ini okeee banget. Lagipula yang kita bicarakan ini abimana. Bahkan, saya pernah baca ada salah satu pendatang baru yang bilang kalau akting dengan abimana itu salah satu impian sekian banyak new comer di Indonesia. Ahhh choa!!

Yang nomer tiga itu Banjar (Arifin Putra). Nama lengkapnya sih iskandar siapa gitu, nggak ada banjarnya kok. Banjar itu sebutan dia karena dari Banjarmasin aja. Disini temen saya si hesti langsung nyenggol saya secara sebutan banjar ini mirip sebutan yang temen-temen SMA kita dulu sematkan ke salah satu temen kita yang dari desa Mlarak, ya kita panggil dia Mlarak. Jadi manggilnya itu “rak… rak…” mirip tukang cuci piring nyari raknya yang hilang (-_-). Banjar ini orangnya demen gratisan, paling dorky, sukanya curi-curi kesempatan pegang-pegang Lintang tapi nggak pernah ada kesempatan (sampai dipukulin pencopet pun tetep nggak bisa catching heart si Lintang), dan kalaupun bisa meluk atau apa, Lintang suka nolak terang-terangan ahahhaa apes. Saya awalnya suka sama banjar, karena kelihatannya dia yang paling normal dandanannya. Tapi semakin masuk ke film saya makin biasa aja hahaha.

Tingkahnya itu lo… dorky abissssss. Sukanya bilang “kampreeett” untuk ungkapan kaget dia atau “gilaaaaa…” untuk ungkapan kekaguman dia. yang paling ngenes itu pas dia dihina-dina sesama pelayan di resto tempat dia kerja dengan kalimat “jauh-jauh sekolah ke belanda kok jadi tukang cuci piring” hahahaha mak jleb!

Tokoh keempat namanya Daus (Ge Pamungkas). Daus ini namanya puanjaaaang pake bin-bin gitu dan dia ini islammmm abisssss. Daus itu PNS Betawi yang dapet beasiswa ke Belanda dan ceritanya dia pinterrr banget, Cuma dandannya agak cupu aja. Katanya nih, departemen agama tempat dia kerja di Indo bangga banget punya daus. Padahal mereka nggak tau aja gimana edannya daus di belanda. Dia yang ngajak temen-temennya karaokean lagu mbah surip, dia yang paling keras istigfhar pas denger si jereom punya anak, dan dia… satu-satunya orang yang foto selfi di bunga tulip pake kena sengatan lebah hahahha.

Tapiiiii Daus ini menurut saya yang paling murni “temenan” sama Lintang. Maksudnya nggak ada niat apa-apa. malah pas Lintang jatuh dan dia ngobatin kakinya pake tiupan-tiupan kecil penyembuh luka ala Daus, dengan keadaan Lintang pake rok pendek dan suasana yang berangin banget, tuh cowok Cuma ngomong dengan gentlenya “gue tiup pelan-pelan nih luka lu. Ntar kalau gue tiup keras, rok elu terbang lagi”

Yang terakhirrrr… mas ganteng Gery (Chicko Jerico). Kenapa saya bilang ganteng? Karena meskipun disini gery brewokan dan saya paling jijay sama cowok brewokan, tapi semua itu termaafkan dengan sebuah nama “Chico Jerrico”. Semua orang tau chico kayak gimana. Semua orang suka dengan gery yang seperti itu adanya (pada awalnya lo hahhaha). Ya emang apa adanya gery juga udah oke. Tapi spekulasi saya soal Gery yang bakal sama Lintang agak bimbang ngeliat dia suka pake celana warna-warna. Bukannya aneh ya, tapi kebanyakan cowok indonesia yang normal (meskipun itu di negara orang) nggak bakal tega menghina dirinya sendiri pake celana warna. Itu persepsi saya loooo.

Btw, Gery yang hidupnya paling enak di Belanda dibanding 5 sekawanannya. Tinggal di apartemen yang menurut banjar “anjirrrr keren gilaaaaa”, style yang selalu oke yang bikin daus jeglek banget dari dia, jenis cowok yang enchanted banget dan jenis prince charming yang sampai bikin Wicak nggak keliatan apa-apa di mata Lintang. Sejak awal Lintang ini udah bilang kalau Gery spesial buat dia. terutama pas Lintang down dan gery always there.

Just info aja, mereka berlima ini mahasiswa Indonesia yang ngambil S2 di universitas berbeda di Belanda, ada yang di Leiden, Rotterdam, Uttrecht, dan sebagainya lah. nggak apal saya, namanya belibet gitu (-_-).Kenapa mereka berlima bisa sahabatan walau dari universitas yang nggak sama dan nggak 1 kota pula? Itu karena insiden rokok lintingan yang suka diisep mbah-mbah sodara-sodarah (kecuali Lintang). Nggak bisa ngapa-ngapain karena kejebak badai di sebuah stasiun kereta, Banjar, Daus, dan Wicak pilih nglintingin rokok buat diisep-isep manja (padahal awalnya nggak saling kenal) dan melongo berjamaah ngeliat Gery yang dengan gagahnya ngisep rokok kretek yang muahal luar biasa bagi kantong mahasiswa. Jadi deh acara tawar-tawaran rokok dari Gery yang langsung dicumut Banjar dan Daus. Mulai scene ini saya langsung ngeh kalau mereka berdua ini badutnya hahhaha.

Ceritanya sih so far murni persahabatan, sedikit bumbu percintaan, dan lumayan banyak porsi komedi. Not explicity comedy, tapi rasa kelucuannya itu yang bikin saya dan seluruh orang yang nonton disitu hampir sama ngakaknya seperti nonton “single”. Contohnya nih, pas Daus dengan pedenya ngomongin Jereom (Pacar bule si Lintang) pake bahasa indonesia di depan hidung si bule, dan dengan pedenya bilang si jereom nggak bakal ngerti, eh jereomnya jawab “saya bisa bahasa Indonesia” hahhaha. Muka daus langsung kayak pengen ditelan bumi gitu.
Atau pas Jereom dan Lintang berantem disaksikan keempat cowok tadi, banjar yang paling depresi karena nyadar dia nggak ada harapan, tapi apa yang diomongin daus bikin dia semangat lagi. “kayaknya udah di ujung tanduk nih. Tinggal tikung dikit dapet nih”.
tapiiiiii banjar depresi lagi pas gery langsung ngrangkul Lintang begitu jereom pergi. “pergi 1 monyet, muncul 1 kingkong… apes apes” hahahaha.

Durasi film sepanjang 98 menit itu konfliknya Cuma 1: siapa yang bakal jadi suami Lintang? Kalau tinjauan sejauh ¾ film sih, Banjar dan Daus udah dieliminasi sejak awal hahaha. Sama sekali nggak ada harapan. Mungkin… Seperti yang udah saya bilang di awal tulisan, kalau saya prefer ke gery. Tapi 2 orang temen saya kekeh kalau si wicak yang menang, kenapa? karena menurut mereka, wicak yang paling “cuek”, yang paling “nggak deketin Lintang”, yang paling nggak nunjukin perasaannya, tapi diam-diam dia perhatian ke Lintang. Saya jadi mikir, iya ya… kalau diliat-liat tatapan mata wicak ke Lintang itu beda. Kalau Lintang sedang dengan gery atau siapapun, di saat yang lain protes, wicak cuma diam dan merhatiin doang. Tatapannya itu lo... Kalian bakal ngerti deh kalau nonton langsung.

Dan wicak ini… saya rasa dia romantis dengan cara dia sendiri. Beda dari gery yang hidupnya penuh kemewahan dan suka membanjiri temen-temennya dengan kalimat "On Me". Menurut temen saya si novita, “wicak ini orangnya kok sederhana banget sih. Ngajak makan juga dirumah. Dimasakin sendiri. Justru yang kayak gini yang bikin cewek jatuh hati” dan di tengah-tengah keheningan bioskop saya heboh setuju dengan omongan dia. wicak emang sederhana. Mau bukti? Banyak kok. Misalnya bunga yang dia kirim tanpa nama ke Lintang, jaket biru yang rela dipinjam wicak dari temennya Cuma buat nyenengin Lintang (yang pernah bilang cowok lebih ganteng pake warna biru), dan gimana dia lari-larian di jalan buat nemuin Lintang yang marah sampai dia berdoa di suatu plakat di Praha, di sisi kanan plakat yang menurut kabar bakal mengabulkan doa percintaan setelah 6 bulan. Pendek kata… saya jatuh cinta dengan wicak.

Tapiiiiii tapiiii masih ada gery kan ya. dan akhirnya waktu yang berbicara. Begitu unsur kejutan soal Gery terpampang nyata dan jelas di depan mata, seisi ruangan seolah menjelma jadi Lintang dan heboh-hebohan teriak nggak setuju. Ini apa sih. Bener-bener momen edan selama saya nonton. Saya agak geli sendiri ya. bayangin dong… seisi ruangan di cinema 2 kompak teriak frustasi ngeliat apa yang disuratkan takdir ke Gery. Di saat saya sendiri masih syok dan nggak nyadar teriak OMIGOOOOD dengan begitu kerasnya, penunggu-peunggu kursi belakang saya heboh teriak “jangaannnnnnn!!!! Woiiii jijayyyy... Aaaaaaaaahhh geryyyyy” sementara kanan dan kiri saya (hesti dan novita) langsung lemes dan depresi ahahhaha. Tampang mereka... Hahahaha. Udah nggak usah dibahas. Sejak saat itu, hesti jadi nggak mau ngelanjutin nonton film dan pilih merenungi nasib si Gery. Tiap ada momen Lintang sama yang lain, dia langsung ngatain gombal dan sebagainya. Mengutip omongan ria, “gery memutuskan harapan banget”.

Setelahnya… kalian bakal tau apa arti persahabatan dan bagaimana seorang sahabat itu harus saling menerima. Kita nggak boleh terpancing dengan isu di luar sana. Bagi kita, apa sahabat kita ya itu apa adanya dia. jangan dihakimi, jangan di judge, dan jangan dibenci *sok bijak*. Tapi beneran ini hikmahnya dari van oranje. Bahkan si daus yang kerja di departemen agama aja bisa menerima, bisa ngulurin tangannya, dan dengan muka sok panik tanya “tapi lo… ini kan… maksud gue… gue Cuma mau mastiin aja nih… elu nggak… ada feeling ke kita kan?”  banjar dan wicak sampai nutup mukanya denger omongan daus ini. so, udah bisa disimpulin sendiri, kan?

Endingnya so pasti wicak lah. Siapa lagi? dia kece juga di pernikahan. Love love... Dan saya suka cara Wicak nyatain cinta ke Lintang. Dia cuma ngajakin Lintang pulang, ngutarain segala hal yang udah dia pendam, and that's it... He is gentle than we thought. Apa sih tepatnya yang dia omongin? Pokoknya dia ini nggak bisa merangkai kata, mungkin selama ini dia ketutup dengan yang lain, tapi dia suka Lintang lebih dari sahabat. Dan hebatnya dia nggak nuntut jawaban *Noh... Contoh wicak wahai para cowok ababil*. Sayangnya gimana Lintang bisa balik suka ke Wicak nggak diceritakan. Ujug-ujug aja udah nikah.
By the way, rate 5 plus plus buat film van oranje.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Tes Kerja di VADS Jogjakarta

Pengalaman Tes Kerja : Rekrutmen Karyawan PLN Tahap 1 (Administrasi) Sampai Tahap 4 (Psikotest)

Pengalaman Test Wawancara Kerja di Bank BTN Kediri