Alasan Para Jomblo Bisa Struggle Sendirian
Kadang, buat
orang yang non-jomblo, pasti mikir apa sih yang ngebuat para jomblo itu bisa
struggle sendirian?
Apa sih yang ngebuat mereka bisa happy with themselves?
Saya sih nggak tau jomblo di luar sana, tapi kalau itu menyangkut saya…
insyaAllah saya bisa jawab. Anyway… saya juga suka berbagi kok apa yang jadi
rahasianya. Rahasianya itu Cuma kita punya pacar khayalan sendiri huahaha.
Absurd. Tapi it’s true! Percaya deh. Tanya aja semua jomblo di dunia ini, pasti
dia pernah ngayal bakal dapet pacar si A, si B, si C dan itu nggak bakal
jauh-jauh dari idol kpop, aktor Hollywood, Justin Bieber, atau pemain basket ^^
Nggak bisa
dipungkiri, saya emang udah terkontaminasi dengan hal-hal berbau khayalan. Saya
pikir, apa saya ini emang udah segini nggak warasnya? Atau emang apa yang saya
lakuin ini ya wajar-wajar aja? kadang menurut temen-temen sesama jomblo saya,
saya ini udah edan maksimal khayalannya. But who care? Ini hidup saya. Sepanjang
saya happy, sepanjang nggak merugikan orang lain, sepanjang nggak menyalahi
aturan. Everything right!
Ada 1
kalimat yang menginspirasi saya buat maju terus selama ini.
“Life is too short and too hard if we
haven’t any imaginary of it”
So, apa sih
yang ngebuat saya struggle dan happy sendirian???
1. Buku
Ouch, I love love love it in a million ways.
Saya jatuh
cinta dengan buku saat saya SMA. Dulu saya lebih suka komik sih. Karena ada
gambarnya. Jadi nggak perlu pake imajinasi. Tapi makin dewasa kok rasanya lebih
suka ke buku. Lebih menantang istilahnya hehhe.
Saya inget
betul buku apa yang pertama kali bikin saya jadi kayak gini waktu itu. Yang pasti
novel. Nggak ada orang yang bisa lolos dari jebakan novel. Dan judulnya itu “Jingga dan Senja” karangan Esti
Kinasih. Everyone who loves teenlit pasti tau siapa Esti Kinasih dan seberapa
bikin addict karyanya. Itu sejenis teenlit yang saya pinjam dari persewaan buku
di daerah saya sih. Sejak saat itu, semua novel Esti Kinasih saya baca dan dia
jadi salah satu author favorit saya.
Di buku ini,
saya naruh keinginan saya buat jadi penulis kondang suatu hari nanti.
Di buku ini,
saya naruh harapan saya semoga hidup saya bisa se-sweet itu.
Di buku ini,
saya belajar dari semua pelajaran hidup yang bisa saya ambil.
Dannn di
buku ini juga pertama kalinya saya “jatuh cinta” sama cowok dan ngenesnya dia
itu cuma tokoh novel bernama Ari, preman sekolah yang anehnya sweet banget di
hadapan cewek yang mati-matian nolak jadi gebetannya. Si Ari ini yang
berkontribusi menetapkan standar cowok idaman saya. Tiap kali ditanya, dalam
hati saya pasti langsung bilang “yang
seperti Ari”. Kalau dia jadi nyata… saya siap kok nerima dia dengan segala
sisi dark dan posesifnya *hahaha*. Cowok mana yang rela panas-panasan gosong
kena terik matahari, Cuma buat nutupin gebetannya biar dia nggak kepanasan di
tengah upacara sekolah? Damn!!! Dia itu romantis pake caranya sendiri.
Selanjutnya…
karena mungkin umur udah mulai kepala 2, saya jadi pindah haluan ke buku-buku genre
metropop yang udah ada popohae dan segala realita kehidupan macam bukunya AleaZalea.
Semua penyuka novel pasti udah langsung ngeh begitu si punya nama disebut. Ceritanya
sangat realistis. Kehidupannya juga jenis kehidupan yang bisa bikin kita
mengejar mimpi jadi semacam mereka. Tokoh-tokoh cowoknya itu looooooo sodara-sodara…
apa ya istilahnya?
Too good to
be true, too hot to be close.
Sejak baca
AleaZalea, tiap kali ditanya mau cowok yang gimana, jawabannya dalam hati ya “yang dark kayak ari masih mau sih… asal dia
tumbuh jadi pria yang agresif semacam Ervin (Miss Pesimis), boleh juga… atau
yang lovable seperti Revelino Darby (Celebrity Wedding), hayuuuuk aja mah… atau
Ben Bharata yang punya guilty pleasure itu boleh juga”.
Nah kan?
Bingung jadinya. Aku bingung pilih yang mana…mana…mana… *nyanyi ala lagu rita
sugiarto*
Dan
menginjak usia 22 ini, saya lebih nggak terkontrol lagi. saya jadi suka
mengkhayal gimana kalau saya terbang aja ke Inggris biar bisa jadi Countess
atau Duchess hahaha *akibat baca novel hisrom*. Para bangsawan ini bikin saya
kalap mata. they are perfect… dan saya (seperti juga fans hisrom yang lain)
desperately madly truly in love with them ©
ini juga gara-gara satu quote
dari mereka, “playboy yang bertobat akan
jadi suami yang paling setia”. Saya sebenernya agak sangsi sama kalimat
ini, tapi mau gimana lagi? ini terbukti “nyata” di novel-novel yang saya baca
(catat: novel, bukan real kehidupan). saya masih suka senyum-senyum pas keinget
isi buku-buku itu. Isinya edan. Buku yang ngebuat kita ngerasa “cukup” hanya
dengan baca cinta mereka aja yang bisa bikin senyum, ketawa, atau bisa juga
ngrasain gimana sakit hatinya sampai nusuk dada. Serius!
Dan makin
kesini pun, saya mulai koleksi buku sejenis biografi dan sebagainya. Saya
sukaaaa baca semua soal Soekarno dan semua tokoh-tokoh yang menurut saya mereka
nggak ada tandingannya, saya sukaaa sukaaa baca karya Pram yang menurut saya…
he is the smartest one di dunia perbukuan Indonesia. Siapa yang nggak tau Boemi
Manusia? bahkan buku sejenis Max Havelaar karya Multatuli atau Mein Kampf yang
pas awal-awal baca bikin saya migraine, males, dan was-was kena pemikirannya,
malah akhir-akhir ini bikin saya… apa ya? ketagihan baca?
2. Drama dan
Film
Ini udah
nggak diragukan lagi kadar influencenya. Udah ya nggak usah dijelasin panjang
lebar pasti semua orang juga udah ngerti segimana worth-nya drama korea buat
nyemangatin hidup kita. Baru-baru ini mereka yang bukan kpopers pun pasti tahu
siapa itu Captain Yoo Sijin dan apa itu Descendants of the Sun. Udah nggak
perlu dibahas gimana satu Indonesia dan satu dunia dibuat gila karena drama
ini. Everyone knows! Sebelumnya saya dan kawan-kawan jomblo di kelas saya tergila-gila
dengan Kim Yeol “Cheer Up”.
My boihhh Kim Yeol ^^ |
Menurut saya itu cowok pedenya absurd tingkat
tinggi. Anehnya itu sah-sah aja selama buat dia hahaha. Bahkan saya suka ngakak
dengernya. Semisal:
“Cuma otak jeniusku saja yang bisa
memecahkannya. Kau tahu, dari kepala sampai kaki aku ini sempurna”.
Gila dia…
tapi gimana kita bisa nyebut dia gila kalau diucapkannya sambil eyes smile
kayak gituuuu??? *pasrah*
Kalau YSJ
sih, udah lah ya nggak usah dibahas. Bisa setahun bahasnya nggak kelar-kelar.
Euforianya bikin diabetes saking manisnya hahaha. Saya juga suka tipikal macam
YSJ atau Seo Dayoung. Jenis orang yang nggak menye-menye dan tegas ke sebuah
hubungan. Tuhhh kaaaannnn? Saya udah mulai gila nulisnya. Stop aja yaaa.
Dan tau film
apa yang paling influence di hari-hari jomblowati saya?
Prince Charming di Cinderella |
Sederhana… jawabannya
ada 2: Titanic dan Cinderella. Dua film itu menurut saya udah semacam hal wajib
bagi cewek, apalagi statusnya jomblo, buat ngelu liat sang pangeran atau si
jack dawson.
Pertama kali
yang saya pikir tentang si Leonardo diCaprio ini, yang ada di otak saya Cuma “busyeeetttt ini bapak… di saat cowok-cowok
indo masih struggle buat nyari sesuap nasi, mas Leo di jaman baheulak udah gape
hipnotis cewek sedunia. Gantengnya nggak ketulungan”. Jaman dulu lo itu…
tahun 90-an dimana saya baru lahir.
Iye iye saya
tau mereka itu nggak nyata, palsu, dan Cuma ada di otak saya aja. Tapi who
careeee??? Bahkan, Leonardo Dicaprio yang asli pun nggak bakal sama kayak Jack
Dawson. Bahkan, kalaupun ada kembarannya, pangeran di Cinderella juga nggak
bakal sama. Tapi apa salahnya sih ngefans ke mereka?
3. Mimpi
Hal terakhir
ini, hal yang paling akhir saya sebut, yang kadar pengaruhnya 60% di otak saya.
Jujur, saya merasa bahwa hidup saya nggak bakal berakhir monoton seperti
kebanyakan orang. Saya tau suatu hari saya bakal menemukan apa yang saya cari,
yang berguna buat semua orang, yang bisa membuat saya bersinar dengan caranya
sendiri. Maka dari itu, saya nggak mau mengotori apapun itu rencana Alloh yang
udah digariskan untuk saya, dengan hidup yang nggak ada gunanya.
Saya inget
bagaimana menyanjungnya Soekarno dengan kehebatan pemuda. Begitu berarti dan
merasuknya kalimat itu, hingga saya tau apa yang dimau Soekarno saat mengatakannya.
“Berikan aku 10 pemuda, niscaya akan
kuguncangkan dunia!”
Dan saya
pernah cerita ini ke salah satu temen saya. I think she is know what I thought
more than anyone. Saya bilang bahwa saya paling benci ke orang yang “pasrah”.
Pasrah nggak mau lebih baik, pasrah nggak mau berusaha buat dapet yang lebih
baik, at least they should have to try, jangan Cuma “pasrah”.
Saya pikir,
menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan Tuhan itu adalah hal paling jahat yang
dilakuin seorang hamba macam kita. Kita ini apa sih? Cuma seorang wayang yang
kehidupannya udah diatur sama dalang. Dan suatu ketika dalangnya pengen kita
begini, tapi maunya kita begitu, yang salah siapa? Jadi… saya memaknai hidup
ini dengan sebisa mungkin ”do better”. Kalaupun hasilnya nggak se-better yang
saya mau, paling enggak saya kan udah nyoba.
Like what our foundingfather said,
“wahai para pemuda, bermimpilah engkau.
Gantungkan mimpimu setinggi langit, maka jika kau jatuh, kau akan jatuh
diantara bintang-bintang”.
Jadi, kalaupun saya harus bikin quote, mungkin gini:
paling enggak kalau saya mimpi bisa nyampai Matahari, andai saya gagal, saya bisa mendarat di Merkurius kok. Bedanya kan cuma selangkah lebih dekat ke matahari tujuan saya hehe ^^
Komentar
Posting Komentar